DPP PIKI Gelar Refleksi Awal Tahun 2020 “Indonesia, Quo Vadis?”

0
672

DPP PIKI Gelar Refleksi Awal Tahun 2020 “Indonesia, Quo Vadis?”

Jakarta, Cendekiawanprotestan.com

Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI) menggelar Refleksi Awal Tahun “Quo Vadis Indonesia?” di Ruang Legian Hotel Gran Melia Jl. Rasuna Said Jakarta Selatan.

Tampil sebagai narasumber adalah Dr (HC) Willi Toisuta, Ph.D.,  Dr. Daniel Yusmic MH (Hakim Mahkamah Konstitusi), Aldentua Siringoringo, S.H. Dan Penanggap antara lain Dr. Badikenita Putri Sitepu, Dr. Pos Hutabarat, Dr. Theofransus Litaay  dan Dr. Bernard Nainggolan.

Acara Refleksi Awal Tahun DPP PIKI 2020 dihadiri Menteri Sosial, Jualiri Peter Batubara.

Dalam kata sambutannya, Ketua Umum DPP PIKI, Baktinendra Prawiro, menyatakan,”Acara Refleksi Tahun Baru merupakan bentuk pergumulan PIKI terhadap problem-problem aktual kebangsaan dan tantangan-tantangan yang sedang dihadapi oleh umat Kristen di Indonesia saat ini.”

Tambah Baktinendra, PIKI yang saat ini sudah memiliki 30 DPD perwakilan diseluruh Indonesia mengawali Tahun 2020 dengan refleksi awal tahun.Berbagai program dan kegiatan telah dilaksanakan oleh Pengurus PIKI masa bakti 2015-2020.

Baktinendra menegaskan bahwa PIKI merupakan organisasi para inteligensia atau intelektual yang lebih fokus pada kajian-kajian terhadap berbagai macam isu strategis dan kontekstual. PIKI juga membangun jaringan-jaringan pada Perguruan-perguruan Tinggi dan Gereja. Itulah sebabnya PIKI tidak masuk ke program yang berbau pelatihan-pelatihan.

Baktinendra menyatakan walaupun organisasi PIKI memuat kalimat Intelegensia, tapi bukan berarti membatasi diri hanya pada titel-titel kesarjanaan dan lulusan universitas.

“Kaum Intelegensia adalalah mereka yang memikirkan dan menggumuli kejadian-kejadian yang ada di masyarakat dan memberikan pemikiran-pemikiran solutif bagi masyarakat”ungkap Baktinendra.

“ Quo Vadis, Indonesia” yang menjadi topik refleksi merupakan pemaknaan dinamika Indonesia saat ini, untuk mencari kemana arah dinamika tersebut.

Menurut Ketua umum PIKI, tahun 2020 merupakan tahun yang sedikit sulit dari segi ekonomi dan lainnya, bukan hanya Indonesia tapi juga dunia, hal tersebut berdasarkan gejolak dan dinamika yang disimpulkan berbagai macam riset yang ada.

Dr. Willi Toisita, Ph.D yang menjadi salah satu narasumber memaparkan topik “Sumber Daya Indonesia dan Modal Sosial Indonesia”.

Willi Toisuta menyatakan,” Indonesia masih bergumul dengan 4.0 (Four Point Zero) sedangkan Jepang, Korea dan negara lainnya sudah 5.0 (Five Point Zero), artinya kita sedang tertinggal dengan kebanyakan negara-negara lainnya.”

“Kecendurungan kita di era 4.0, kita terfokus pada peran teknologi yang mempengaruhi kehidupan kita, bukan pada peran Sumber Daya Manusia dalam mempengaruhi Kemajuan Teknologi Tersebut” tegas Dr. Willi Toisuta.

Willi Toisuta menambahkan bahwa jumlah penduduk Indonesia diproyeksikan akan mencapai 271 Juta jiwa pada tahun 2020 dan diperkirakan Indonesia emas pada tahun 2045.

Dr. Willi menyatakan bahwa bonus demografi saat ini harusnya memang bisa membawa Indonesia emas pada tahun 2045, tapi apabila melihat pendidkan Indonesia saat ini yang lebih dari 50 % tamat SMA dan dibawah SMA, menjadi tantangan tersendiri pemerintah mencapai target dan tujuan tersebut.

Dr. Willi Toisuta menjelaskan angka stunting yang mencapai 27,7 persen menunjukkan bahwa satu pertiga dari penduduk Indonesia masih mengalami stunting, itu artinya 1/3 rakyat kita masih sangat menentukan Indonesia emas.

Dr. Willi menegaskan bahwa pembenahan persoalan Pendidikan Dasar menjadi syarat utama mempersiapkan generasi yang memiliki kemampuan 4.0. Peningkatan kompetensi dan kapasitas generasi yang akan datang juga harus dikembangkan dan ditingkatkan.

Sementara itu, dalam kata sanbutannya, Menteri sosial Jualiri P Batubara menyatakan, PIKI sebagai organisasi kaum intelektual harus bisa menjadi kelompok strategis, think tank. Walau kecil tapi bisa memberikan kontribusi besar dan berpengaruh. Meski dari sisi jumlah, namun umat Kristen harus bisa memberi pengaruh kepada bangsa dan negara,” pungkas Mensos.

Menteri Sosial Juliari P. Batubara secara terbuka mengajak Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI) untuk menjalin kemitraan strategis dalam kaitan mendukung berbagai program pemerintah.

Tampil sebagai Moderator adalah Dr. Evi Douren.

Acara refkeksi Awal Tahun PIKI 2020 ini diikuti oleh sekitar 150 peserta.

(Hotben)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here