Oleh: Sigit Triyono (Sekum LAI)
www.alkitab.or.id IG:lembagaalkitabindonesia
Adalah Rektor Universitas Kristen Maranatha, Prof. Ir. Armein Z. R. Langi, M.Sc., Ph.D. yang menyampaikan secara bernas dalam waktu 30 menit tentang konsep “edukasi 21”, agar manusia tidak ditelan oleh kemajuan teknologi informasi dan tergantikan oleh “Artificial Intelligence.”
Bertempat di kampus UK Maranatha Bandung pada 15 Mei 2019, sharing ini berlangsung sebelum penandatangan MoU antara LAI dengan UK Maranatha untuk kemitraan sinergis yang saling memberdayakan.
Lebih lanjut Prof Armien mengungkapkan bahwa lembaga pendidikan Kristen seperti UK Marantha harus bisa mengembangkan manusia yang holistik, yang komprehensif, dan berporos pada pengembangan tiga dimensi manusia.
Dimensi pertama, manusia sebagai Homo Sapiens, manusia biologis. Manusia yang terdiri atas darah dan daging, makan nasi, roti dan lauk pauk, serta secara ekstrem “bisa diternakkan”. Aspek ini perlu diperhatikan dengan serius dengan ilmu kesehatan, biologi, dan ilmu lain yang berhubungan dengan aspek fisik manusia.
Dimensi kedua, manusia sebagai Homo Logos, manusia kata-kata. Digerakkan oleh kata-kata, informasi, berita, dan ilmu pengetahuan. Manusia kalau hanya makan enak saja, tanpa kata-kata tentu kurang bahagia. Sumber kata-kata yang indah dan menghidupkan tentulah dari Alkitab karena itu adalah Firman Tuhan.
Dimensi ketiga, Homo Cardios, manusia “hati”. Manusia dibangun dengan spiritualitas. Tidak cukup sapiens dan logos, tapi harus ada cardios, yaitu hati dan Roh yang dari Tuhan.
Perguruan tinggi Kristen harus secara utuh mengembangkan ketiga aspek di atas. Disinilah relevansinya bekerjasama dengan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI).
LAI sebagai penyedia terjemahan Alkitab, produk cetak maupun digital Alkitab, program-2 “Bible Engagement”, advokasi Alkitab, dan pelayanan serta kesaksian Alkitab, sangat relevan menjadi sumber referensi Perguruan Tinggi Kristen dalam rangka membentengi eksistensi manusia dari segala desakan “Artificial Intelligence”.
LAI sudah menerbitkan Alkitab Edisi Studi (2010), Alkitab Edisi Finansial (2015), Alkitab Hidup Sejahtera Berkeadilan (2018), dan akan disusul edisi tematis lain seperti Alkitab “Parenting”, untuk memenuhi kebutuhan spiritualitas umat Tuhan.
Dengan adanya kajian yang utuh tentang “Edukasi 21” maka dapat juga menjadi inspirasi bagi penerbitan Alkitab Edisi Edukasi untuk memenuhi kebutuhan spiritualitas para civitas akademika di berbagai sekolah dan perguruan tinggi.
Bermula dari ide cemerlang, inovasi akan terus berkembang. Terpujilah Tuhan.
*#SalamAlkitabUntukSemua*