Oleh: Lie Stefanus Wiji Suratno
Pengkhotbah 7:2 (TB) Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya.
Raja Salomo adalah seorang raja yang luar biasa kaya, berhikmat, terkenal di seluruh dunia bahkan isterinya pun sangat banyak sekali. ( I Raja2 10 : 10-11, 14; 11 : 3 ). Bila dihitung baru pemberian per tahun saja 666 talenta emas sudah banyak. 1 talenta kira-kira 34 kg. Emas yang diterima saja kalau sekarang di rupiahkan sudah trilyun belum perak, hewan, kapal dan kekayaan lainnya. Isterinya 700 dan gundik 300 orang. Jadi seperti yang diungkapkan oleh Yohanes bahwa godaan dunia yaitu keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup Raja Salomo sudah melebihi apa yang orang dunia inginkan. Tàhta, harta dan wanita sudah dimiliki oleh Raja Salomo melebihi kepuasan dunia. Tetapi di akhir hidupnya dia mengatakan bahwa semua ini adalah sia-sia belaka. Usaha menjaring angin.
Di nas di atas dia mengatakan pergi ke rumah duka adalah lebih baik dari kerumah pesta. Karena di rumah dukalah akhir tujuan hidup manusia. Tokoh Budha Sidarta Gautama dididik dengan pendidikan khusus, sewaktu dia keluar istana dia melihat orang mati yang diangkat dengan peti mati dan bertanya ada apa yang terjadi itu dan kenapa mereka menangis? Tak ada yang berani menjawab ajudannya. Tetapi setelah tahu jawabnya bahwa mereka itu meninggal dunia dan setiap orang pasti akan mengalaminya. Barulah dia sadar dan dia tinggalkan kemewahan sebagai putera mahkota dan bertapa untuk menjadi tokoh budha.
Dan Salomo sudah merasakan semuanya karena secara kekayaan tidak ada sampai sekarang yang melebihi kekayaan Raja Salomo, isteri belum ada yang memiliki isteri sebanyak salomo dan hikmat yang luar biasa belum ada yang bisa menandingi hikmat raja Salomo. Jadi tiga keinginan daging yaitu harta, tahta dan wanita sudah dimiliki oleh raja Salomo. Dan nasihat raja Salomo agar kita merenungkan apa arti hidup itu?
Tuhan Yesus mengatakan Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup ( Yohanes 14 : 6 ). Jadi barang siapa percaya kepada Tuhan Yesus maka ia akan hidup ( Yohanes 11 : 25-26 ). Jadi kalau raja Salomo menasihatkan untuk kerumah duka bertujuan agar manusia sadar bahwa disanalah akhir kehidupan manusia. Manusia tidak bisa melewati hari kematian. Tetapi Tuhan Yesus memberikan penghiburan bahwa kalau kita menerima kelahiran baru maka ada kehidupan yang Tuhan Jamin kepada kita ( Yohanes 3 : 3-5; Wahyu 2 – 3 ).
Kehidupan akan berakhir dengan kematian dan tubuh serta jiwa kembali ke tanah. Tetapi kita harus menyelamatkan roh kita agar sampai kepada Bapa ( Titus 3 : 3-5; Efesus 1 : 13-14 ). Kita memohon Kepenuhan Roh Kudus agar kita mendapat tiket sebagai warga sorga. ( Filipi 3 ::20 ).
Semoga firman ini mengingatkan kita pada akhir perjalanan hidup kita adalah kematian dan kita menggunakan waktu yang singkat ini untuk lebih dekat pada Tuhan.
Kesimpulan dan Doa :
Tuhan berikanlah kami semangat dan tekad untuk terus mendekatkan diri kami kepadaMu sehingga akhir perjalanan hidup kami sampai ke kerajaan Sorga dan diterima di sisiMu.
Salam kasih
Lie Stefanus Wiji Suratno
Dosen Program Doktor Theology and Ministry
Harvest International Theological Seminary