Menteri Komunikasi dan Informasi Johnny G. Plate Meresmikan SINERGIO TV
Jakarta, Cendekiawanprotestan.com
Pada tanggal 4 Juli 2020, di Gedung Sanggar Prathivi, Jl. Pasar Baru Selatan 23, Jakarta Pusat, Menkominfo Johnny G. Plate meresmikan SINERGIO TV. SINERGIO TV merupakan hasil kolaborasi dari The Jakarta Consulting Group, konsultan yang telah berdiri sejak 37 tahun yang lalu, dengan Sanggar Prathivi, yang dahulu terkenal dengan sandiwara radio, diantaranya Tutur Tinular.
Dalam kata sambutannya, Menkoinfo menyatakan,”Pemerintah mendorong digitalisasi penyiaran untuk menjaga koeksistensi industri pertelevisian di Indonesia.Karena saat ini lembaga penyiaran mainstream dihadapkan dengan bisnis Over The Top (OTT).
Sebagai pendatang baru sebagaimana kinerja TV tidak mengacu kepada mainstream TV dan masuk ikut ambil bagian di-downstream melalui OTT. Dari sisi legislasi bisnis televisi melalui OTT belum ada payung hukum acuan penyiarannya. Sementara, mainstream TV harus mengikuti seluruh undang-undang yang ada dan diatur secara disiplin, tertib dengan kewajiban dan sanksi-sanksi.
Sementara, dari sisi teknologi, Pemerintah, khususnya Kementerian Kominfo tengah mengantar percepatan masuk ke penyiaran digital dengan cara analog switch off ke teknologi digital melalui penyelesaian undang-undang penyiaran. Kontestasi di bidang industri broadcast tidak saja terjadi antarstasiun TV tetapi juga dengan OTT. Kondisi itu, menjadi tugas dari Kemnterian Kominfo bersama DPR RI agar menjaga koeksistensi dan level playing field yang sama.”
Tambah Menkoinfo,“Kita akan menyusun sama-sama dan saya minta dukungan apabila ada broadcasting industry yang menentang gagasan digitalisasi pertelevisian, perlu kita pertanyakan semangatnya apa itu,”
Urai Menteri Kominfo lebih lanjut , saat ini di Indonesia terdapat empat jenis penyiaran televisi yakni siaran free to air, berbayar, melalui pancaran satelit, dan streaming online.
“Yang pertama disebut dengan free to air yaitu mainstream-mainstream TV yang ada saat ini baik penyiaran publik maupun lembaga-lembaga penyiaran swasta,” ungkapnya.
Namun, seiring dengan disrupsi teknologi, perkembangan penyiaran mulai bermunculan di berbagai platform dengan jenis penyiaran yang berbayar.
“Kedua, ada juga lembaga-lembaga baru yang disebut sebagai penyiaran berbayar seperti Indovision, Trans TV dan sejenisnya. Platform itu banyak digunakan juga atau disewa oleh berbagai jenis penyiaran,” jelas Menteri Kominfo.
Menteri Johnny melanjutkan, jenis penyiaran yang ketiga adalah penyiaran yang menggunakan akses kapasitas satelit untuk menampung hampir seluruh layanan broadcast di Indonesia.
“Baik itu kapasitas-kapasitas satelit yang dimiliki oleh Indonesia, maupun kapasitas-kapasitas satelit yang ada di orbit yang tidak dimiliki oleh Indonesia,” pungkasnya.
Untuk jenis penyiaran keempat, Menteri Kominfo menyebut siaran streaming melalui platform digital.
“Seperti yang dilakukan Sinergio TV ini. Keempat-empatnya adalah hasil dari satu proses disrupsi dan informasi teknologi,” ungkapnya.
Menyoal masih banyaknya ditemukenali siaran streaming ilegal yang dapat diakses masyarakat, Menteri Johnny menegaskan hal itu menjadi tanggung jawab seluruh komponen bangsa untuk mencegahnya. ”Banyak yang melakukan penyiarannya secara ilegal dengan konten-konten yang sulit dipertanggungjawabkan dan ini harus menjadi perhatian kita,” tandasnya.
Menteri Kominfo mengharapkan pelaku industri penyiaran ikut serta menjaga dan berperan dalam digitalisasi pertelevisian di Indonesia.
“Jaga baik-baik digitalisasi pertelevisian di Indonesia. Jangan sampai tertinggal di analog akibat dari disrupsi teknologi,” harapnya.
Menurut Menkoinfo Johny G. Plate, Covid-19 mengakselerasi transformasi digital, sehingga terjadi migrasi dari physical space menjadi digital space. Sehingga pemerintah perlu memberikan dukungan berupa prasarana Teknologi Informasi dan Komunikasi. Pengguna internet di Indonesia sebanyak 174 juta, atau 64 persen dari jumlah penduduk, perlu konten yang baik dan cerdas agar bermanfaat bagai bangsa dan negara.
Hal ini selaras dengan Sinergio TV, yang bertujuan untuk menyebarkan informasi yang bersifat edukatif, menghibur, memperluas cakrawala dan membangkitkan semangat manajemen bela negara kepada masyarakat luas dari segala lapisan. TV berbasis digital memiliki beberapa channel program yang bertajuk antara lain: Servant Leadership, Manajemen Bela Negara, Quality Ageing, Christian Leadership, Manajemen Paroki, Agribisnis, Confucianism, Tourism Management dan lain – lain. Program kerjasama ini secara khusus dimotori oleh AB Susanto bersama Romo RB Rudianto, SJ didukung oleh Patricia Susanto, Dyah Suyono, Jessica Ananto, yang didukung pengalaman panjang sebagai konsultan dan pengalaman panjang Sanggar Prathivi dalam komunikasi masa.
Acara dilanjutkan dengan seminar bertajuk “Membedah Mitos Kepemimpinan” dengan narasumber Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro, PhD, Drs. Indra Gunawan Masman, S.Ikom., MBA, Romo Dr. Andang L Binawan, SJ.
Seminar dilaksanakan dengan konsep webinar, hanya para pembicara, moderator dan sedikit audiens yang hadir secara fisik.
Materi lengkap dapat dilihat di https://bit.ly/2ZEAeWR
Studio Sinergio TV bertempat di Lt. 5 Gedung Sanggar Prathivi yang beralamat di Jl. Pasar Baru Selatan No.23 – Jakarta Pusat. Kegiatan Sinergio TV kedepannya diharapkan mampu memberikan masukan – masukan positif dan bermakna sehingga masyarakat tergiring memiliki mindset yang positif dan pada akhirnya memiliki daya juang untuk menghadapi kondisi sulit saat ini.