MEWUJUDKAN HIDUP BAIK DAN BERMAKNA

0
469

MEWUJUDKAN HIDUP BAIK DAN BERMAKNA

Oleh: Weinata Sairin

”Nullus pudor est ad meliore transite.
Tidaklah memalukan untuk berubah menjadi lebih baik.”

Walaupun seorang filsuf sejak zaman dahulu sudah menyatakan bahwa ”semuanya mengalir, semuanya berubah”, dalam kenyataannya tidak begitu mudah untuk berubah dan/atau melakukan perubahan. Bahkan, yang lebih ekstrem lagi, ada orang yang secara sengaja melawan perubahan itu. Apalagi jika perubahan itu akan
menimbulkan ”kehilangan” baginya—ya, kehilangan jabatan, kehilangan proyek, kehilangan fasilitas, kehilangan kesempatan, kehilangan rasa aman, kehilangan kenyamanan, juga ”kehilangan muka”. Akan ada banyak orang yang menentang gerakan perubahan apabila diasumsikan bahwa perubahan itu akan membuat banyak kehilangan. Perubahan diadang. Perubahan ditentang. Perubahan digembosi. Perubahan hanya tinggal nama, perubahan hanya sebuah rangkaian huruf, tanpa jiwa

Adalah penyair Sunda bernama Ayip Rosidi yang dalam puisinya tahun 1962 berjudul ”Tiada yang Lebih Aman” mengungkapkan kegamangan di seputar perubahan itu. Berkata Ayip dalam puisinya itu:

Tiada yang lebih aman, pun tiada yang lebih nikmat
Membayangkan masalampau yang dalam kenangan terpahat.

Tiada yang lebih berat, pun tiada yang lebih berarti
Dan saat kini yang ’kan seg’ra lepas pula jadi mimpi.

Tiada yang lebih gamang, pun tiada yang lebih senang Menghadapi masa datang, yang ’kan segera jadi sekarang

Detik-detik berloncatan, tak satu pun kembali terulang
Karena antara tadi dan nanti, sekarang menghalang

Manusia hidup dalam ruang sejarah. Ia berkarya di pentas zaman. Dari waktu ke waktu, dari zaman ke zaman, perubahan waktu acap menghadirkan kondisi psikologis tertentu dalam diri manusia. Era yang dianggap baik
di suatu zaman terkadang terasa berat untuk ditinggalkan karena masa datang belum dapat dipastikan kondisinya. Pergulatan psikologis seperti itu mampu ditangkap cerdas oleh seorang Ayip. Perubahan yang akan dialami di era baru menghadirkan sikap skeptis sebagian orang.

Ayip mencoba menarasikan bahwa masa datang menghadirkan rasa senang tetapi juga gamang. Namun, masa datang yang membawa perubahan
itu tak bisa dibendung, hal itu akan mewujud. Kesemuanya akan mengalir, akan berubah; detik-detik berloncatan, waktu bergulir satu-satu. Angin perubahan menyibak tegak. Bagaimanapun manisnya sebuah masa lampau yang telah menorehkan kenangan manis, masa datang yang mengembuskan angin perubahan tetap akan datang.

Semua agama datang dengan mengusung isu perubahan, yang memandu manusia untuk melakukan perubahan, perubahan dari sikap-sikap dan perilaku negatif ke arah sikap yang positif. Ajaran agama mendorong manusia untuk ”bertobat”, ”ber-metanoia”, sehingga ia tampil benar-benar sebagai makhluk mulia ciptaan Allah yang berbeda dari makhluk lainnya. Manusia yang dulu percaya kepada roh-roh gaib dan pohon-pohon besar (animisme, dinamisme) kemudian memasuki milestone
yang baru ketika mereka percaya kepada Tuhan, Allah Yang Maha Esa.
Sejatinya, ketika manusia percaya kepada Tuhan, ia adalah ”ciptaan baru”; yang baru itu tampak dan yang lama itu telah berakhir. Roh ketuhanan
telah membarui kedirian manusia, mengakhiri kuasa roh animisme dan dinamisme yang pernah menguasai manusia.

Pepatah kita menyatakan: ”Tidaklah memalukan untuk berubah menjadi lebih baik”. Ya, tidak memalukan, malah membanggakan. Berubah menjadi lebih baik berarti kita menjalankan perintah agama, melaksanakan
ketentuan perundangan. Berubah menjadi lebih baik berarti kita bertobat (”tobat nasuha”—kata Pak Kyai sahabat saya), kita ber-metanoia (= ’bertobat’,
bahasa Yunani). Berubah menjadi lebih baik secara praktis artinya tidak lagi menipu, menggoreng isu, memproduksi hoaks, melakukan korupsi, membikin anggaran fiktif, menista dan menghina agama, membuat ujaran
kebencian, membobol ATM, atau mendiskreditkan apa dan siapa pun. Kita sebagai makhluk mulia ciptaan Allah harus berubah menjadi lebih baik,bermakna dan berbuah bagi banyak orang.

Kini kita sedang memasuki.pandemi gelombang ke-dua, varian-varian Virus Covid 19 makin banyak dan sangat cepat sebagai mesin pembunuh manusia. Virus itu konon bisa menular dalam waktu 5-10 detik dan dalam jangka waktu dua hari, virus itu telah bisa membunuh seseorang. Oleh karena itu mari berpikiran baik dan berbuat baik setiap saat sebelum maut merenggut.
Selamat berjuang. God bless!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here