2 Raj. 7-8
Mrk. 8
“Karena aku mendengar tentang kasihmu kepada semua orang kudus dan tentang imanmu kepada Tuhan Yesus” Filemon 1:5
Beberapa tahun yang lalu, Dr. Karl Mennininger, seorang psikolog mencari penyebab dari begitu banyak pasien yang “kerasan” tinggal di rumah sakit. Suatu hari ia memanggil seluruh staf dan memberitahukan mereka mengenai sebuah “metode penyembuhan baru”, yaitu dengan menciptakan “atmosfir kasih”. Prakteknya seperti ini: semua pasien akan mendapatkan perlakuan kasih yang besar. Perhatian terhadap mereka akan ditingkatkan. Semua dokter, suster, para pegawai, dan semua orang yang ada di rumah sakit wajib menunjukkan kasih. Pendek kata, semua orang seperti menjadi malaikat. Begitulah cara mereka menerapkan “metode baru” tersebut. Dan pada akhir bulan keenam, waktu yang mereka habiskan berada di rumah sakit berkurang menjadi setengahnya alias mengalami kesembuhan lebih cepat dari biasanya!
Ada apa dengan cinta? Ada apa dengan kasih? Tidak ada kata yang lebih indah selain kasih. Orang-orang banyak mengejar mujizat dan tanda-tanda ajaib, tetapi mereka enggan mengejar kasih. Padahal kalau Anda baca di Alkitab, tidak pernah disebutkan bahwa Allah adalah mujizat. Yang ada adalah: Allah adalah kasih (1Yoh 4:16). Ini berarti sifat Allah yang paling utama adalah *KASIH*.
Dan itulah yang membuat Paulus bersyukur melihat Filemon hidup di dalam kasih dan di dalam iman. Itulah yang menjadi kesuksesan hidup kekristenan seseorang bila ia tetap teguh berdiri di dalam iman dan mampu menerjemahkan kasih Allah kepada orang lain.
Kali ini saya menekankan tentang kasih. Sebab memang itulah yang ditekankan oleh firman Tuhan. “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” (1Kor 13:13).
Kadang betapa sulitnya kasih itu diterapkan dalam kehidupan yang sebenarnya. Keakuan yang begitu kuat dalam diri kita sering memberontak di saat hati kita sedang disakiti. Bila harga diri kita sedang diuji kita mengalami apa yang disebut dengan “emosi yang tidak stabil” lalu kasih itu hilang begitu saja, seperti diterbangkan angin. Bila kita berani menjadi pengikut Kristus berarti kita harus berani menebar kasih dan pengampunan. Itulah inti dari kekristenan yang sebenarnya. Makna penderitaan Kristus akan meresap ke dalam kalbu kita bila kita dapat membaca arti dari *“pengampunan ketika kita disakiti”*. (DH)
Questions :
1. Apa yang dimaksud dengan “Allah adalah kasih”? Diskusikan.
2. Kasih yang seperti apa yang hari ini akan Anda lakukan terhadap orang lain?
Values :
Bila kita memutuskan menjadi murid Kristus berarti kita harus berani menebar kasih dan pengampunan.
*Gunakan bahasa kasih kepada dunia ini dan ia akan melihat Kristus dalam diri Anda.*