HIDUP DALAM TERANG FIRMAN TUHAN

0
855

Oleh: Pdt.Lundu H.M. Simanjuntak

*_(Ibrani 4:14-17)_*

Setiap kita mengikuti ibadah minggu, pasti kita mendapat berkat di akhir ibadah dari pemimpin ibadah. Berkat itu juga harus kita artikan bahwa Tuhan akan memberangkatkan kita melakukan aktifitas kita satu minggu ke depan.

Sebut saja kata-kata yang dipakai
pemimpin ibadah saat memberikan berkat adalah: Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau, Tuhan menyinari engkau dengan wajahNya dan memberi engkau kasih karunia,
Tuhan menghadapkan wajahNya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. Dari kata-kata berkat itu kita bisa memastikan bahwa Tuhan benar-benar akan menyertai kita, menjaga kita dan memberikan damai sejahtera atau berbagai berkat bagi kita.

Dengan demikian ketika kita memulai aktifitas kita hari Senin pagi untuk satu minggu ke depan, kita harus sadar bahwa Tuhanlah yang memberangkat kita untuk mengisi hari-hari kita
lewat aktifitas kita sehari-hari. Persoalannya adalah, apakah saat kita akan mengawali aktifitas kita itu, kita berdoa dan menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan?

Bahkan harus lebih dari itu, tidak hanya sekedar berdoa dan menyerahkan diri, melainkan kita harus benar-benar mengarahkan pandangan kita, mengarahkan pikiran kita, mengarahkan hidup kita untuk fokus hanya
kepada Yesus yang telah menebus dan menyelamatkan manusia dari “cengkeraman” dosa. Dalam hal ini Paulus menyebutkan bahwa Yesus itu adalam Imam Besar Agung, Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita (14).

Setelah kita selesai beribadah dan merasakan betapa Tuhan itu sangat mengasihi kita, karena Ia memperkenankan kita datang ke hadapanNya untuk memuji dan memohon pengampunan atas dosa-dosa kita, maka semangat untuk kembali menjalani hidup ini semakin tinggi. Jika kita telah menyadari betapa kasih Tuhan Yesus itu begitu besar, tentu
amatlah sangat patut kalau kita kemudian harus memandang kepada Yesus Kristus yang adalah sang Imam Besar Agung itu.

Yesus Kristus telah memberikan diriNya sebagai korban penebusan dosa kita lewat kayu salib, hingga kita kemudian mendapatkan kesempatan untuk
memperoleh berkat dari Tuhan, karena hubungan Tuhan dengan manujsia telah dipulihkan. Karena penyelamatan yang dilakukan oleh Yesus di kayu salib akhirnya manusia kembali
memperoleh kasih karunia yang besar dari Tuhan.

Pernahkan kita menyadari betapa Yesus itu adalah Imam Besar? Yesus yang adalah kepala gereja tentu semakin kita rasakan kasihNya yang besar itu karena Ia selalu menerima kedatangan kita beribadah ke hadapanNya dalam situasi apapun.

Perasaan nyaman dan tenang sungguh kita rasakan dan dapatkan jika kita sudah merasakan ada bersama dengan Yesus. Perasaan ingin segera cepat lari menemui Yesus saat kita mengalami banyak persoalan dan tantangan hidup, membuktikan betapa Yesus itu sesungguhnya adalah Imam Besar Agung.

Karena kebaikan dan kasihNya melebihi dari yang dilakukan oleh seorang imam biasa. Seorang imam biasanya hanya bertugas untuk menerima persembahan kurban dari umat kemudian diserahkan kepada kepala imam dalam bait Allah, namun berbeda dengan Keimaman yang dilakukan oleh Yesus, Ia bukannya menunggu persembahan kurban
dari umat, melainkan Ia sendiri menjadikan diriNya sebagai persembahan kurban untuk menebus dosa umat.

Itulah sebanya Ia disebut dengan Imam Besar Agung, karena karya
penyelamatanNya sungguh besar untuk umat manusia di dunia.Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa (15).

Yesus sungguh merasakan kelemahan dan penderitaan kita sehingga ia mau turun ke dunia, lahir di kandang domba, hanya untuk membuktikan bahwa Ia mau merasakan semua penderitaan manusia. Hanya perbedaannya adalah, kalau manusia cenderung jatuh ke dalam dosa ketika mulai mendapatkan penderitaan besar, mulai mencari kekuatan dunia yang dapat menolong untuk meringankan beban penderitaan, sedangkan Yesus tetap setia kepada Bapa yang mengutusnya walau banyak cobaan yang dihadapi selama bersama dengan murid-muridNya dalam pelayanan.

Yesus juga bahkan rela untuk mengambil semua penderitaan manusia itu lewat penyalibanNya di kayu salib, mestinya manusialah yang harus mendapatkan hukuman, tetapi Tuhan melalui anakNya Yesus Kristus
“mencabut” hukuman itu melalui pengorbanan anakNya yang tunggal itu di kayu salib. Kita patut bersyukur karena memiliki Tuhan Yesus sang Imam Besar Agung, yang penuh kuasa dan kasih karunia yang kapan saja kita dapat andalkan di dalam kehidupan kita.

Jika dikatakan Yesus adalah Imam Besar Agung, itu artinya Ia adalah sungguh-sungguh Allah yang menyatakan diriNya lewat kehadiran Yesus AnakNya itu.
Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya (16).

Karena Yesus adalah Imam Besar Agung, maka Ia adalah jalan menuju Kerajaan Sorga, untuk itu perikop minggu hari ini, khususnya ayat 17, mengajak kita dengan penuh semangat dan kebearnian untuk menghampiri takhta kasih karuniaNya. Yesus
itu adalah himat Sorgawi dan menjadi satu-sstunya jalan menuju kehidupan kekal di Sorga kelak.

Tetapi ingat Yesus yang adalah Imam Besar Agung itu, juga telah menjadi hikmat bagi manusia selama masih berada di dunia. Ketika Yesus berkata marilah datang kepadaku yang
letih lesu dan berbeban berat, maka Aku akan memberikan kelegaan kepadamu tentu bukan omong kosong.

Ketika Yesus berkata Carilah Kerajaan Allah maka Aku akan memberikan segala sesuatu kepadamu, tentu itu adalah sebuah kepastian. Pada saat Yesus berkata Akulah
jalan kebenaran dan hidup, tak seorangpun sampai kepada Bapa di Sorga kelau tidak melalui Aku, tentu ini adalah fakta karena Yesus sendiri telah rela mati hanya untuk mengampuni
dosa manusia serta kembali menciptakan hubungan yang baik antara Allah dengan manusia.

Dengan demikian manusia mendapatkan kesempatan untuk memperoleh hidup yang kekal bersama dengan Yesus di Sorga kelak. Dari penderitaan yang dialami oleh Yesus itu, kita bisa memastikan bahwa semua janji Yesus adalah benar dan pasti akan menjadi nyata.

Ia akan terus memberkati, menolong
dan melindungi kita di dalam perjanan hidup yang penuh dengan tantangan dan penderitaan ini. Tidak ada penderitaan yang lebih pahit pernah dirasakan manusia melebihi penderitaan
Yesus.

Lihatlah kembali ayat 15, sebelum kita merasakan dan mengalami penderitaan hidup, Ia ternyata telah lebih dulu merasakan kelemahan-kelemahan kita atau bisa disebut penderitaan-penderitaan kita, sebab karena kelemahan kita itulah kita sering mendapatkan penderitaan. Atau dengan kata lain sebelum kita mengalami persoalan hidup atau tantangan hidup, Ia telah lebih dulu merasakan apa yang kita rasakan pahit itu.

Jadi yang pasti Yesus
telah merasakan kelemahan dan penderitaan kita, atau Yesus sudah ada bersama dengan kita untuk menghadapi kelemahan dan penderitaan kita.
Jadi kuncinya adalah marilah kita menghampiri takhta kasih karuniaNya, atau marilah kita menghampiri Yesus yang adalah Sang Imam Besar Agung itu, dengan cara selalu mau mendengarkan FirmanNya, dan selalu mau melakukan perintah FirmanNya di dalam
kehidupan kita setiap hari, atau dengan kata lain: Mari, hidup dalam terang Firman Tuhan, amen.

*DOA:*

*_Ya Allah, ajarilah aku untuk selalu mengarahkan hati dan pikiranku serta seluruh hidupku hanya kepada AnakMu yaitu Yesus Imam Besar Agung, karena aku tahu KasihMu sungguh besar kepadaku lewat karya penyelamatan yang telah dilakukanNya melalui Kayu Salib, amen.*

*SELAMAT HARI MINGGU*
*DAN*
*SELAMAT BERIBADAH*

*_(Pdt.Lundu H.M. Simanjuntak-Pdt Fungsional di Ktr HKBP Distrik VIII DKI Jkt)_*

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here