Merdy Rumintjap, M. Si.,: Sudah Saatnya Gereja Memberdayakan Perempuan Kristen Sebagai Pemimpin Bangsa dan Masyarakat

0
1387
Merdy Rumintjap,  M. Si
Merdy Rumintjap, M. Si

Oleh: Hotben Lingga

Jakarta, Cendekiawanprotestan.com

“Sudah saatnya Gereja, perguruan tinggi dan ormas-ormas Kristen lebih fokus dalam mempersiapkan dan memberdayakan perempuan-perempuan Kristen agar bisa tampil sebagai pemimpin-pemimpin bangsa dan masyarakat.Peran kepemimpinan perempuan Kristen harus ditingkatkan dan dimaksimalkan. Kita sedang krisis kepemimpinan.Kita juga krisis kepemimpinan perempuan Kristen.Sangat minim perempuan yang menjadi pemimpin di organisasi Kristen, apalagi di dunia organisasi sekuler.Karena itu, kita harus mempersiapkan calon-calon pemimpin perempuan yang bisa mempengaruhi dunia di sekitarnya, yang bisa tampil beda dan berpartisipasi dalam pembangunan bangsa.Gereja harus memberdayakan perempuan agar bisa menjadi ujung tombak Kerajaan Allah untuk menghadirkan Shalom Allah bagi dunia ini. Sudah saatnya perempuan Kristen tampil menjadi pemimpin pelbagai lini organisasi. Sudah saatnya kita memberdayakan perempuan Kristen, memperlengkapi mereka agar bisa lebih efektif bersinar dalam dunia yang gelap ini, menjangkau jiwa-jiwa yang terhilang dengan kasih Tuhan Yesus.Kita harus memberikan kesempatan dan akses kepada perempuan untuk mengembangkan dunia mereka agar bisa berperan sebagai katalis untuk perubahan yang berkelanjutan.

Kita rindu pereempuan Kristen menjadi agen perubahan, bisa memberi inspirasi transformasi, bisa mengubah dunia, masyarakat, bangsa dan Gereja. Perempuan Kristen itu kuat dan potensinya belum dieksplorasi secara all out. Perempuan Kristen harus diberikan kesempatan dan didorong untuk pro aktif menjadi transformator sosial, agen perubahan dan agen Kerajaan Allah.”demikian dikatakan Merdy Rumintjap, M. Si., tokoh muda perempuan Kristen dan salah seorang Sekretaris DPP Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI) kepada SuaraKristen. com.,di kantornya, Jakarta (1/12/16)

“Kita harus mulai fokus memberdayakan perempuan untuk berjalan dalam iman setiap hari,- fokus mendidik perempuan memahami isu-isu sosial budaya saat ini dan memperlengkapi mereka. Kita harus mempengaruhi kebudayaan dengan memberdayakan perempuan untuk melaksanakan tujuan Kerajaan Allah di bumi dengan menyediakan sumber daya yang bisa mengangkat, menginspirasi, memperlengkapi dan memotivasi mereka untuk mengejar rencana dan desain Tuhan untuk kehidupan mereka.

Perempuan-perempuan Kristen yang sudah mengalami Kristus mampu mengubah dunia. Perempuan Kristen yang takut akan Allah memiliki kuasa dan potensi untuk mengubah hati dan pikiran banyak orang,- bisa efektif menjangkau dunia ini dengan pesan pengharapan dalam Yesus Kristus melalui penggunaan teknologi, media, komunikasi, musik, sumber daya dan pelayanan kemanuisaan.”tegasnya dengan penuh semangat.

Tambah istri dari tokoh buruh nasional Rekson Silaban dan salah seorang pengurus Ikatan Alumni UI ini,” Agar bisa menjadi orang yang bisa memberikan pengaruh besar dalam kebudayaan untuk Kristus dan agar bisa menjadi pemimpin yang baik, perempuan Kristen harus memiliki sifat-sifat pokok yaitu berintegritas, uggul, missioner, empati, antusias, optimis, lemah lembut, mampu berinteraksi/berelasi dengan baik dengan orang lain, mampu mengemban banyak tugas, berani, dan penuh semangat dalam melayani. Pemimpin perempuan Kristen harus berkarakter. Inti kepemimpinan adalah karakter. Seorang pemimpin juga harus rendah hati, berprestasi dan melakukan yang terbaik dalam segala hal.Kita juga perlu pemimpin yang berani, beriman dan taat kepada Allah.Kehidupan kita berbicara lebih kuat daripada kata-kata. Hidup kita lebih kuat dari lidah kita. Perempuan-perempuan yang memiliki nilai-nilai seperti ini yang akan mengontrol generasi masa depan.Kita perlu pemimpin yang menghargai karakter yang agung. Karakter adalah siapa diri kita ketika tidak ada orang yang melihat kita.

Segala sesuatu yang kita lakukan harus menunjukkan bahwa kita perempuan yang berintegritas. Tuhan menghormati perempuan yang berintegritas.Jadilah wanita yang berkarakter. Jangan menggosipin orang.”

Tegas senior GMKI dan Bendahara Ikatan Alumni UNSRAT ini lagi,”Kita harus merekonstruksi model dan strategi pendidikan kader kita. Pendidikan sangat berperan dalam mengubah pola berpikir manusia. Tugas Perguruan tinggi Kristen Protestan untuk melahirkan pemimpin-pemimpin perempuan yang mampu membangun bisnis, menciptakan pekerjaan, mendukung keluarga mereka dan mentransformasi masyarakat mereka, agar bisa mengangkat orang dari kemiskinan kronis, untuk menghancurkan lingkaran kemiskinan dan mengubah dunia. Kita harus memperluas akses jasa keuangan, meminjam modal untuk usaha kecil mereka, memberikan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan professional dan keterampilan hidup., Tugas kita adalah memberdayakan perempuan agar bisa bekerja layak agar bisa keluar dari kemiskinan kronis, mentransformasi kehidupan mereka, masa depan anak-anak mereka dan komunitas.”

“Kita harus meninggalkan warisan iman,-warisan yang Tuhan kerjakan melalui hidup kita.Kita harus penuh iman. Iman itu meyakini setiap perkataan Tuhan. Iman itu percaya bahwa Allah akan menyediakan apa yang kita butuhkan. Jikalau kita sedang dalam jalan yang tidak pastI, mulailah dengan iman. Kita mungkin tidak bisa melihat apa yang sedang Tuhan kerjakan, tetapi percayalah bahwa Dia tidak diam.

Kalau kita komit hidup sebagai anak Allah dan setia pada panggilan kita, tidak ada batas yang dapat Tuhan lakukan melalui hidup kita. Berikanlah warisan kepada keluarga kita dan orang sekitar kita: warisan iman.

Tak peduli apapun keadaan kita, ingatlah bahwa Tuhan sedang bekerja dalam hidup kita. Tuhan sedang menenun permadani yang indah, yang belum selesai, tetapi sedang berlangsung. Ketahuilah bahwa Tuhan itu baik dan Dia mengasihi kita,”seru Ketua Alumni JALA UNSRAT sejabotabeka yang mempunyai nama kecil Melan ini saat mengakhiri wawancara singkat dengan Suarakristen.com.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here