Pdt. Crispus Kirube Ratnam: Waspadai Manipulasi Terhadap Alkitab; Penyesatan dan Infiltrasi Oleh Para Anti-Kris!

0
1752

 

 

Oleh: Hotben Lingga

Jakarta, Suarakristen.com.

Di akhir zaman ini Iblis akan melakukan penipuan-penipuan besar di dalam dunia ini, khususnya di dalam gereja/kekristenan. Setan akan menipu dan menyesatkan sebanyak mungkin orang dan berusaha menjauhkan orang dari Kristus dan kebenaran Firman Tuhan.

Penyesatan-penyesatan, manipulasi-manipulasi, penipuan-penipuan, salah konsepsi dan infiltrasi nabi-nabi/guru-guru palsu sedang terjadi di dalam tubuh Kristus saat ini. Manipulasi-manipulasi doktrin sedang merajalela di lingkaran-lingkaran  orang Kristen. Tuhan Yesus dalam Matius 7:15 sudah memperingatkan kita agar berhati-hati dan waspada terhadap nabi-nabi palsu (serigala-serigala berbulu domba) yang menyusup dan menyamar ke dalam gereja.

Kita harus membongkar kedok-kedok Setan dan para anti-Kris yang saat ini sedang merusak dan membajak kekristenan yang Alkitabiah.”demikian disampaikan Pdt. Crispus Kirube Ratnam, President of Worldwide Victorious Ministries (Holland), dalam Seminar Sehari “Is the Church Structured and Functioning According to God’s Will and Blueprint?”, di Kelapa Gading, Jakarta, beberapa hari lalu.

Papar Pdt.Crispus lebih lanjut, “Saat ini ada banyak ajaran dan kepercayaan yang tidak Alkitabiah yang merusak iman Kristen.Kita sering mendengar teologi yang buruk. Misalnya di Rumania, wanita sering  dilarang menerima Perjamuan Kudus kalau sedang haid. Di beberapa gereja di Nigeria, seorang pendeta dilarang berhubungan seks dengan istrinya satu hari sebelum berkotbah. Itu merupakan contoh salah konsepsi terhadap Alkitab, yang biasanya dari Perjanjian Lama, untuk menciptakan aturan-aturan dan dogma-dogma Kristen.

Tetapi perusakan, manipulasi dan penyesatan terhadap ajaran Alkitab ini tidak saja terjadi di negara-negara yang sedang berkembang. Hal ini terjadi dimana-mana. Iblis menciptakan takhyul-takhyul agama yang membuat kita menjadi terlihat bodoh bagi dunia. Beberapa konsep ini  sering diulang-ulangi sehingga menjadi bagian dari norma Kristen”.

Tegas Pdt. Crispus lagi,”Tuhan Yesus  berkata kebenaran memerdekakan kita. Sebaliknya, dusta memperbudak kita,-Sekalipun dusta itu dikotbahkan dari mimbar oleh seorang  pendeta yang tulus atau seorang tokoh Kristen.

Kalau sebuah kotbah tidak alkitabiah, maka itu bukanlah kebenaran.

Jemaat gampang mengangguk dan mengatakan “amin” pada klaim-klaim, kotbah-kotbah atau  pernyataan-pernyataan yang tidak mempunyai dasar Alkitab”.

Ungkap pendeta asal Singapura yang pernah menjadi misionaris di Rusia, Cina dan Estonia ini, “Saat ini ada banyak ajaran manipulatif (penuh tipu daya) di dalam gereja Tuhan.

1.Belakangan ini ada banyak pendeta yang menciptakan ide  monarki dalam gereja. Mereka mengajarkan anak-anak pendeta harus meneruskan kependetaan, pelayanan atau pekerjaan orang tua mereka. Ide atau pengajaran ini terinspirasi dari kisah Daud mewariskan tampuk kekuasaannya pada anaknya Salomo; dan Salomo menyerahkan tahta kerajaan pada Rehabeam. Hal ini memang bisa terjadi. Akan tetapi konsep/doktrin ini tidak ada diajarkan sama sekali dalam Perjanjian Baru.Konsep monarki tidak boleh diterapkan sebagai sebuah aturan atau hukum gereja. Karena para pemimpin diangkat dan diurapi oleh Allah Roh Kudus, bukan ditentukan berdasarkan garis keturunan keluarga.

2. Konsep “Jangan menggugat, mengkritik atau menyentuh orang yang diurapi Tuhan”. Saat ini banyak orang/pendeta yamg mengajarkan jemaat untuk taat atau tunduk secara membabi-buta kepada gembalanya. Bahkan kepada sesama pendetapun diingatkan untuk tidak mengkritisi atau menilai seorang hamba Tuhan.  1 Sam 24:6. sering dimanipulasi sebagai ayat pembenaran agar jemaat tidak berani mempertanyakan keputusan, tingkah-laku atau integritas seorang gembala.Alkitab memang memerintahkan kita untuk tunduk dan loyal kepada pemimpin-pemimpin rohani kita. Loyalitas memang hal yang baik asalkan untuk maksud yang benar dan untuk kebenaran. Akan tetapi, hal ini tidak berarti jemaat atau kita tidak boleh berbeda pendapat dengan sang gembala atau rekan sepelayanan.Tidak salah kita berbeda pendapat dengan pendeta asalkan dinyatakan dengan sikap hormat.  Tidak salah kita mengingatkan, menegur, menasehati atau mengkritisi seorang pemimpin, gembala atau “orang yang diurapi Tuhan”, apabila pemimpin kita melakukan kesalahan, dosa, manipulasi,  perbuatan tercela,  penyimpangan dan pelanggaran terhadap Firman Tuhan (Alkitab), moral, finansial atau organisasi.

Amsal 17 : 15: Membenarkan orang fasik dan mempersalahkan orang benar, kedua-duanya adalah kekejian bagi TUHAN.

Amsal 18 : 15: Hati orang berpengertian memperoleh pengetahuan, dan telinga orang bijak menuntut pengetahuan.

Menurut Pdt. Crispus,”Kepemimpinan dalam gereja sebaiknya tidak bersifat piramida, dimana hanya ada satu orang (pendeta) yang memonopoli semiua struktur dan otoritas gerejawi. Kepemimpinan gereja harus plural. Karena sistim piramida biasanya dan cenderung otoriter, koruptif dan manipulatif. Idealnya seorang pendeta tidak boleh memonopoli dan mengontrol semua wewenang/otoritas gereja. Harus dibangun sistim pembagian tugas, sistim check and balance, sistim pertanggungjawaban atau sistim akuntabilitas yang transparan dalam gereja. Pembagian tugas, wewenang dan pelayanan harus jelas di dalam gereja. Dalam soal persembahan jemaat dan perpuluhan jemaat misalnya, seluruh dana yang masuk harus dipergunakan dan dikelola secara transparan, akuntabel dan pembagian pekerjaan (job description). Seluruh dana yang masuk dari jemaat atau dari usaha gereja atau fund raising harus digunakan untuk kepentingan jemaat,  pelayanan gerejawi, penginjilan, pelayanan sosial dan pengembangan gereja. Dana persembahan maupun perpuluhan tidak boleh dimonopoli/ dikontrol/dikuasai dan dipergunakan secara sewenang-wenang oleh seorang pendeta; tidak boleh menjadi milik pribadi dan untuk kepentingan pribadi atau keluarga sang pendeta.Gereja dan seluruh aset maupun dananya adalah milik Tuhan, dari Tuhan dan untuk Tuhan. Gereja dan seluruh aset gereja bukan milk  pribadi atau keluarga pendeta.

3. Injil kemakmuran saat ini masih banyak dikotbahkan oleh banyak pendeta.Injil kemakmuran mempunyai  banyak nama: Words of Faith, Health and Wealth (Kata-kata Iman, Kesehatan dan Kekayaan) Sebutkan dan Tuntut (Name it and Claim it), Teologia Kemakmuran dan Kesehatan, dan lain-lain. Pendeta-pendeta yang dikaitkan dengan gerakan ini adalah Kenneth Copeland, Oral Roberts, Joel Osteen, dan Creflo Dollar. Mereka memiliki gereja-gereja yang besar dan megah; buku-buku mereka laris manis di pasaran, serta siaran/program TV mereka banyak ditonton umat bahkan disebarluaskan di seluruh dunia. Teologi kemakmuran berkembang di AS di abad lalu dan disebut  “bentuk kapitalisme yang sudah dibaptis”.

Teologia Kemakmuran menyatakan bahwa Allah ingin umatNya menjadi kaya. Karena Allah Maha kaya, maka umat Tuhan juga akan hidup dalam kelimpahan. Karena kehendak Tuhan  bagi orang Kristen adalah diberkati secara finansial dan hidup makmur dan sejahtera. Kadang-kadang kekayaan finansial dianggap sebagai ukuran iman,; yang artinya kalau hidup orang Kristen masih miskin berarti ia kurang beriman dan kurang taat. Orang Kristen yang tidak kaya secara materi dianggap masih hidup dalam kutuk dosa, belum melayani Tuhan dengan benar, tidak mengikuti hukum-hukum Tuhan yang tertentu.

Orang yang mematuhi hukum-hukum Musa dijanjikan kemakmuran.

Injil Kemakmuran mengajarkan  bahwa Allah menyediakan imbalan-imbalan/pahala-pahala (hadiah-hadiah), termasuk kebahagiaan pribadi, kekayaan pribadi dan kesehatan fisik bagi orang-orang percaya yang mempunyai iman yang cukup.

Injil kemakmuran dan kesehatan mengajarkan bahwa Tuhan selalu menganugerahkan kemakmuran bagi umatNya.

Mereka menekankan bahwa kesetiaan kepada Tuhan pasti membawa kemakmuran. Contoh pengalaman hidup Abraham, Ishak, Yakub, Jusuf, Boas, Daud dan Salomo.Akan tetapi hal ini tidak boleh digeneralisasi.

Ada 10 ayat yang sering disalahgunakan oleh para pengkotbah Injil Kemakmuran untuk menjanjikan bagi umat Kristen kesehatan dan kekayaan, yaitu: Yoh 10:10;  Yak 4:2; Mark 10:29-30; Gal 3:14; 2 Kor 8:9; 3 Yoh 2;  .Mal 3:10; Yes 53: 5; Yer 29: 11; Dan Yoh 14: 14.

Para pendeta kemakmuran ini sering menyalahgunakan ayat-ayat Alkitab ini untuk meyakinkan jutaan orang bahwa mereka benar.

Pokok dan inti berita Injil adalah Kristus dan salib. Pesan sentral Injil bukanlah soal kemakmuran finansial, tetapi Kristus, penebusan dosa, kehadiran Kristus di dalam hidup kita, pertobatan pribadi, pemuridan, penginjilan, pertumbuhan rohani, iman, pengharapan dan kasih.

Karena itu, pertobatan, penginjilan, pemuridan dan menjadi murid Kristus yang “radikal” , “militan” dan siap memikul salib harus menjadi pilihan, gaya hidup dan spirit setiap orang Kristen.

Alkitab mengajarkan agar umat Kristen bersiap sedia mengalami penganiayaan (2 Tim 3:12) dan penderitaan (Kis 9:16) dan diperingatkan untuk menyangkal diri (Mark 8:34). Tidak ada ayat yang menjanjikan harapan untuk mendapatkan mobil-mobil baru, promosi pekerjaan dan kesehatan yang selalu baik.

Tidak ada ayat Alkitab yang mendorong umat Tuhan mengejar zona kenyamanan, kekayaan duniawi, keinginan daging dan kenikmatan dunia.

Mereka mengabaikan akibat kejatuhan Adam: dosa, sakit penyakit dan maut. Dan mengabaikan pentingnya pertobatan dan memikul salib.

Akan tetapi yang Kristus janjikan adalah berkat keselamatan.

Berkat rohani adalah keselamatan, bukan kekayaan dalam kehidupan ini.Orang percaya diberkati dengan semua berkat rohani didalam Kristus (Ef 1:3). Sebagai hasil menerima berkat Tuhan di dalam Kristus, orang percaya dipanggil menjadi sumber berkat bagi dunia ini, khususnya bagi orang-orang yang menganiaya mereka ( Luk 6:27-28 ; Rom 12:14 ; 1 Kor 4:12 ; 1 Pet 3:9 ; . Yes 19:24 ; Zak 8:13 )

Arti “diberkati”  ditegaskan oleh Tuhan Yesus ketika  Ia berkotbah di atas bukit (Matius 5, khususnya Mat 5: 11-12). Perhatikan Yesus menekankan “upahmu besar di surga”. Arti dan kriteria “diberkati” oleh Tuhan ditegaskan lagi oleh Yesus di Mat 13: 44-46. Kita diberkati pada saat kita “menemukan dan memiliki harta yang terpendam” dan mutiara (sorgawi) yang tak ternilai harganya.Kita diberkati Tuhan dalam persekutuan dengan Tuhan, ketika Tuhan menghadapkan wajahNya pada kita dan memberi kita damai sejahtera. (Bil 6:24-26).

Kekayaan bisa saja menjadi tanda berkat Tuhan. Akan tetapi, menurut Alkitab, kekayaan bukanlah tanda berkat, kebaikan atau kemurahan hati Tuhan. Kemiskinan juga bukan tanda penghukuman Tuhan.

Karena untuk menjadi makmur orang tidak perlu menjadi Kristen. Tanpa mengikut Kristus pun orang bisa menjadi kaya dan makmur.

Jadi, Jangan pernah percaya kepada pengkotbah-pengkotbah yang menjanjikan jalan pintas dan instan dalam meraih sukses, ketenaran dan kekayaan dengan berpikir positif. Ini adalah Injil Palsu, takhyul Kristen, bukan kebenaran.

Kehendak dan kedaulatan Tuhan harus menjadi dasar dan acuan atas pengharapan dan doa kita., bukan kehendak kita yang jadi. (Luk 22:42).

Kegagalan teologia kemakmuran adalah karena ia gagal memberikan pandangan alkitabiah yang holistik tentang hidup ini.Para pendukung teologia kemakmuran telah meredusir  kehidupan Kristen sebagai teknik, resep, langkah atau rumusan yang benar  untuk mencapai kemakmuran.

Jemaat jangan mau dieksplotasi secara finansial oleh para guru -guru palsu pemanipulasi Firman Tuhan ini.

Dalam Alkitab kita diperintahkan untuk bertobat dan mencari Kristus, bukan mencari kekayaan duniawi,  “tanda-tanda dan mujizat-mujizat”, bukan mencari pengalaman-pengalaman dan manifestasi-manifestasi. Bukan mencari kesembuhan tetapi mencari Sang Penyembuh. Bukan mencari kelepasan tetapi Sang Pelepas. Kita tidak perlu mencari keselamatan tetapi yang kita perlukan adalah Juruselamatnya. Kita harus mencari Kerajaan Allah dahulu, baru semuanya ditambahkan kepada kita.

4. Sekarang ini ada pengajaran populer yang tidak alkitabiah yang mengajarkan bahwa orang-orang yang hidup benar, imannya kuat dan taat dan setia kepada Tuhan tidak akan mengalami penderitaan, penganiayaan atau kesusahan.

Pengajaran ini tidak Alkitabiah.

Yohanes 16 : 33 “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”

Sementara itu Pdt. Ebenezer E. Iskandar, MRE., ketua panitia seminar ini dalam kata sambutannya menyatakan,”Gereja harus kembali kepada Alkitab sebagai satu-satunya standar dan acuan dalam seluruh aspek kehidupan Kristen. Kita harus menekankan kembali prinsip Sola Scriptura. Kebenaran-kebenaran Alkitab harus selalu ditekankan dalam semua aspek kehidupan, kesaksian dan pelayanan kita. Kita harus menguji seluruh kesaksian, pengalaman dan ajaran dalam terang Firman Tuhan. Kita harus selalu bersikap kritis. Satu-satunya dasar otoritas teologia yang Alkitabiah adalah Alkitab.

Alkitab secara keseluruhan merupakan otoritas tertinggi bagi iman dan pelayanan kita. Alkitab merupakan satu-satunya dasar ajaran yang benar.

Kita harus menolak setiap bentuk ekstrimisme yang menjadikan tradisi atau pengalaman pribadi sebagai kebenaran iman Kristen. Pengalaman pribadi tidak boleh menjadi ajaran dan peraturan iman dan tingkah laku.  Saat ini banyak orang yang mengklaim menerima mimpi-mimpi, penglihatan-penglihatan dan wahyu-wahyu baru.

Kita tidak mengakui klaim-klaim adanya wahyu-wahyu atau pewahyuan yang baru, karena seluruh wahyu atau pewahyuan Allah sudah dimeteraikan di dalam Alkitab. Ujilah roh-roh dan setiap pengajaran. Kita harus menguji setiap ajaran dan pengajaran dengan Alkitab. Kita harus kembali kepada Alkitab dan kasih yang mula-mula.”

Tambah Pdt. Ebenezer lagi, Yeshua King of King Ministries sebagai penyelenggara seminar ini, terpanggil untuk memberikan pemahaman dan pengajaran yang Alkitabiah bagi umat Tuhan. Karena sekarang ini banyak ajaran-ajaran yang sudah menyimpang dari kebenaran Alkitab. Dan agar umat Tuhan tidak mudah diombang-ambingkan dan disesatkan oleh ilah-ilah zaman dan nabi-nabi palsu.

Pembicara kedua dalam seminar ini adalah Pdt. Gunawan Sutedjo, M.Div.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here