Jakarta, Cendekiawanprotestan.com
101 film kontemporer dari 27 negara Eropa # 13 hari festival #
277 pemutaran di 8 kota di Indonesia # Terbuka untuk umum dan gratis
Europe on Screen – sebagai salah satu festival film internasional terlama di Asia Tenggara – kembali hadir tahun ini. Festival tahun ini, yang merupakan edisi ke-19, akan diselenggarakan pada tanggal 18-30 April 2019 di delapan kota di seluruh Indonesia.
“Tahun lalu, festival ini kembali mendapat perhatian luas, dihadiri lebih dari 24.000 penonton dan menjadi salah satu festival film yang paling banyak dikunjungi di Indonesia dan kawasan ini. Tahun ini, Europe on Screen hadir kembali dengan lebih banyak pemutaran dan lebih banyak film: 277 pemutaran dengan 101 film panjang dan pendek dari 27 negara Eropa,” kata Bapak Vincent Guèrend, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia.
“Festival ini memupuk pula kerja sama antara industri kreatif Eropa dan Indonesia sebagai sektor ekonomi yang meningkat pesat. Sebagai contoh, kami menghadirkan beberapa pekerja film Eropa untuk bekerjasama dengan sineas muda Indonesia,” tambah Duta Besar Vincent Guérend.
Sinema adalah sarana baik untuk meningkatkan kesadaran. Oleh karena itu, Europe on Screen 2019 akan memberi fokus pada pelestarian lingkungan hidup dengan mendedikasikan sub-segmen khusus berjudul #OurLand. Sebagai bagian dari segmen “Realita”, #OurLand akan menampilkan enam film panjang dan empat film dokumenter pendek.
Untuk pertama kalinya, Europe on Screen 2019 memiliki segmen retrospektif tentang arsitektur dan desain dalam rangka merayakan ulang tahun ke-100 sekolah seni dan desain Bauhaus di Jerman. Segmen retrospektif #Bauhaus100 akan menghadirkan Bauhaus Spirit, sebuah film dokumenter yang dibuat khusus untuk merayakan 100 tahun sekolah tersebut. Selain itu, festival ini juga mempersembahkan instalasi video tentang Bauhaus, pemutaran rekaman arsip karya yang dibuat dan terinspirasi oleh sekolah tersebut selama 100 tahun terakhir. Pameran instalasi akan hadir di Goethe-Institut Jakarta mulai tanggal 19 April 2019.
“Tahun ini kami juga akan melangsungkan pemutaran premier dunia untuk dua film pendek karya sineas muda Indonesia yang telah menerima dana produksi parsial dari program EOS Short Film Pitching Project. Dua film tersebut adalah Lasagna (sutradara Adi Victory) dan Bangkis (sutradara Seren Trihardja), yang terpilih dari 100 lebih cerita yang kami terima,” ujar Nauval Yazid, EOS Festival Co- Director. “Program ini kembali diadakan tahun ini dan kami telah memilih sembilan finalis dari 110 peserta. Para finalis akan tampil di depan panel juri yang terdiri dari para profesional film. Panel juri kemudian akan memilih tiga proyek terbaik yang akan menerima pendanaan produksi parsial dari Europe on Screen,” Nauval Yazid menambahkan.
Europe on Screen telah menjadi acara film tahunan di enam kota: Jakarta, Bandung, Medan, Denpasar, Yogyakarta dan Surabaya. Tahun ini, Europe on Screen akan hadir untuk pertama kalinya di dua kota tambahan: Bekasi dan Tangerang.
Pemutaran akan diadakan di pusat-pusat kebudayaan, termasuk Erasmus Huis, Goethe-Institut, Istituto Italiano di Cultura, Institut Français Indonésie dan Komunitas Salihara. Europe on Screen juga akan hadir di ruang pemutaran komunitas seperti Kineforum dan KeKini; dan universitas, seperti Universitas Multimedia Nusantara dan Universitas Bina Nusantara.
Salah satu acara paling populer dari Europe on Screen adalah pemutaran layar tancap yang menampilkan film dengan genre ramah-keluarga dan menyenangkan yang telah dirilis di bioskop-bioskop Indonesia. Tahun ini pemutaran layar tancap akan diadakan di Bintaro Xchange, Summarecon Mal Bekasi, Erasmus Huis dan Alliance Française Denpasar.
Film pembuka Europe on Screen 2019 adalah film thriller Denmark, The Guilty, yang disutradarai Gustav Möller dan dibintangi Jakob Cedergren. Film ini memenangkan Audience Award dan Grand Jury Prize di Sundance Film Festival 2018. Film ini juga menjadi entri resmi Denmark untuk Film Berbahasa Asing Terbaik di Academy Awards ke-91 (Oscar 2019). Sementara, film komedi dan film box-office baru dari Austria, What Have We Done To Deserve This? oleh Eva Spreitzhofer akan menjadi film penutup tahun ini.
Selain pemutaran film, Europe on Screen mengundang beberapa pekerja film Eropa untuk berbagi pengalaman dan keahlian mereka melalui program Film Talks. “Setiap sesi dalam program Film Talks dirancang dengan mempertimbangkan minat penonton. Kami ingin menginspirasi kaum muda, terutama mereka yang ingin berkarir di industri film, untuk berpikir di luar kotak dan untuk melihat berbagai sisi dari proses pembuatan film,” jelas Meninaputri Wismurti, EOS Festival Co-Director.
“Oleh karena itu, kami mengundang Amira Daoudi, seorang desainer poster film asal Belgia yang telah menang berbagai penghargaan. Kami undang beliau untuk berbagi keahliannya dalam membuat poster film yang efektif sebagai alat pemasaran. Kami mengundang pula Lina Flint, produser film pembuka kami ‘The Guilty’. Beliau akan berbagi pengalamannya dalam memproduksi film thriller yang cerdas dengan anggaran sederhana tetapi tetap membawa pengaruh besar pada penonton di seluruh dunia. Selain itu, ada juga Emil Nygaard Albertsen, penulis naskah ‘The Guilty’, yang akan hadir dalam sesi diskusi khusus tentang penulisan naskah yang siap untuk dijadikan film,” tambah Meninaputri Wismurti.
Semua pemutaran dan program lain dari Europe on Screen 2019 terbuka untuk umum dan gratis.
Semua informasi tentang festival, jadwal film, tiket, dll. dapat diperoleh di www.europeonscreen.org dan melalui akun media sosial (Instagram dan Twitter @europeonscreen dan juga halaman Facebook Europe on Screen).
(Hotben)