Oleh: Pdt. Bernard TP Siagian
BACAAN PAGI: Kejadian 31:43-55
BACAAN MALAM: Kisah PR 10:28-33
*Ibrani 2:1*
*_“Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus.”_*
Peringatan pertama dalam surat Ibrani ini diajukan karena orang Kristen Yahudi yang sudah percaya namun belum memutuskan hubungan dengan imannya yang lama. Penulis mengemukakan dua sikap terhadap firman Tuhan yang perlu dibiasakan oleh setiap orang Kristen, yaitu: Pertama, harus lebih teliti. Ini merupakan kata perbandingan yang kuat, yang mengingatkan betapa pentingnya memberi perhatian serius terhadap apa yang kita dengar. Kedua, jangan hanyut oleh arus. Hal ini menyiratkan bahwa pada saat itu terdapat ajaran atau semangat dunia yang menyimpang dari ajaran para rasul.
Bagaimanakah respons kita saat mendengar dan membaca firman Tuhan? Sudahkah kita merespons firman Tuhan dengan sikap yang benar? Seringkali kita tidak menyadari bahwa hubungan kita dengan Allah justru semakin renggang. Hal itu terjadinya karena prosesnya lambat laun, sedikit demi sedikit. Namun jika kita telah membiasakan fokus bercakap-cakap dengan Tuhan di dalam doa dan terus-menerus membaca firman-Nya, sekaligus mengoreksi diri serta mengakui dosa-dosa kita di hadapan-Nya, demikian juga berinteraksi yang baik dengan sesama, kita pasti akan dimampukan senantiasa berpaut kepada-Nya.
Dengan demikian, apabila kita menjaga hubungan yang teratur dan intim dengan Tuhan, Dia akan menopang dan menjaga kita, sehingga kita tidak hanyut terbawa arus atau menjauh dari Allah.
Karena itu, tambatkanlah sauh kehidupan dan hati kita kepada Yesus, Sang Batu Karang yang teguh. Maka firman dan mukjizat dari Yesus akan semakin dinyatakan-Nya bagi kita, meneguhkan keselamatan yang telah dijanjikan-Nya. Amin! (mts)
*DOA:*
*_“Tambatkanlah sauh kehidupan dan hati kami pada-Mu, ya Yesus, agar kami tidak hanyut terbawa arus. Amin!”_*