Mengapa Lama Seleksi Eselon I Kemenag?

0
595

Mengapa Lama Seleksi Eselon I Kemenag?

 

Jakarta, Cendekiawanprotestan.com

 

Proses seleksi Eselon I pada Kementerian Agama sesuai dengan Pengumuman Nomor: 01 – M/PANSEL/04/2020 Tentang Seleksi Terbuka Calon Pejabat Pimpinan Tinggi Madya Kementerian Agama Tahun 2020, sudah berjalan hampir 4 bulan belum selesai. Seleksi untuk mencari 5 Pimpinan Tinggi Madya Eselon 1 (Posisi Kepala Balitbang Kemenag, Inspektur Jenderal, Dirjen Pendidikan Agama Islam, Dirjen Agama Hindu dan Dirjen Bimas Katolik). Pertanyaan bagi Masyarakat Katolik; Siapa sosok Calon Dirjen Bimas Katolik ?

Seleksi calon Dirjen Bimas Katolik yang berlangsung sejak bulan yang lalu telah menyisakan 6 nama. Keenam nama tersebut adalah Prof. Adrianus Meliala, Ph.D, Suparman (Eselon II pada Kementrian Kemaritiman), Dr. Agustinus Wisnu Dewantara, SS, M.Hum (Dosen Sekolah Kateketik Madiun), Yohanes Bayu Samoedro, M.Pd. (Dosen pada sebuah sekolah tinggi), Dr. Jelamu Ardu Marius, M.Si (Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT) dan Drs. Ignasius, IK, M.Si (Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Barat).

Pada saat tes CAT (Computer Assesment Tes) kepada 22 bakal calon Dirjen Bimas Katolik Suparman menduduki peringkat 1.

Dari hasil CAT di BKN Suparman posisi tertinggi dari 6 orang calon yang lolos untuk seleksi berikutnya dipilih 3 orang untuk diusulkan kepada Presiden. Berikut profil Suparman yakni berpengalaman dibirokrasi, pernah menjadi kepala biro perencanaan Menko Maritim dan berhasil menaikkan 100 persen anggaran Menko Maritim. Selain itu, Suparman memiliki jaringan nasional dan kompeten dibidang perencanaan dan program yang dibutuhkan oleh Dirjen Bimas Katolik. Sebagai asisten deputi di Menko Maritim memiliki kemampuan koordinasi antar kementrian di bawah Menko Maritim. Berintegritas dan terbuka, siap bekerja sama dengan lembaga gereja di Indonesia.

Sementara Saat ini Prof. Adrianus menjabat sebagai anggota Ombudsman, pernah menjadi anggota Kompolnas. Dia juga adalah dosen dan Ketua Dewan Etik Guru Besar Universitas Indonesia, anggota Komisi Kerasulan Awam KWI, Ketua Umum LP3KN, Ketua Paguyuban Dosen Katolik UI.

Beberapa rekam jejak tersebut menunjukkan bahwa kriminolog UI itu paham birokrasi, sebab dalam tugas-tugasnya tersebut, ia ikut memimpin pejabat tinggi eselon 2. Selain itu, dengan keaktifannya di lingkungan KWI antara lain melalui Komisi Kerasulan Awam KWI), dia mengenal organ-organ Gereja Katolik Indonesia. Dia pun sudah banyak berinteraksi dengan pihak Bimas terutama ketika menjadi Ketua Umum LP3KN (penyelenggara Pesparani) itu.

Posisi Dirjen Bimas Katolik selama 20 tahun terakhir sudah dijabat oleh Dirjen asal Nusa Tenggara Timur (NTT), maka diharapkan ke depan diberikan kesempatan ke daerah lain yang berprestasi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here