Punguan Toga Pandiangan Pomparan Raja Humirtap Mencetak Sejarah Baru: Memperoleh Piagam MURI Sebagai Marga Batak Pertama Menggelar Festival Lagu Mars

0
1264

 

Prof. jaya Suprana berfoto bersama keluarga besar Toga Pandiangan
Prof. Jaya Suprana berfoto bersama keluarga besar Toga Pandiangan

 

Oleh: Hotben Lingga

 

Jakarta, Cendekiawanprotestan.com.

 

“Suku Batak merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia yang mempunyai potensi dan talenta musik yang sangat besar dan khas. Suku Batak bisa disebut sebagai suku pemusik yang handal dan hebat. Kita dikenal dengan sebagai masyarakat pecinta seni dan musik. Kegiatan bermain musik merupakan sesuatu hal yang menonjol dalam masyarakat Batak. Dalam kehidupan masyarakat Batak, musik memiliki peranan yang sangat penting. Dalam masyarakat Batak, musik sangat penting dan dianggap sakral. Dapat dikatakan bahwa tidak ada acara atau upacara Batak yang tidak melibatkan ensembel musik.Budaya dan Musik Batak di Indonesia sangat kaya dan beragam sehingga bisa  menjadi  pembentuk budaya dan identitas  nasional. Budaya dan musik Batak bisa turut berkontribusi dalam pembangunan Indonesia sebagai bangsa yang bermartabat.

 

Menyadari pentingnya peran dan potensi Musik dalam kehidupan masyarakat Batak, maka musik Batak harus terus dikembangkan dan digali. Kita harus terus mengembangkan Sumber Daya Manusia agar musik Batak bisa semakin berkembang dan bertumbuh. Salah satu kegiatan yang dapat mendukung perkembangan musik Batak tersebut adalah melalui kegiatan dan lomba-lomba dalam bentuk Festival, Konser, Lomba Cipta lagu dan lain-lain. Terpanggil untuk turut mendorong, memajukan dan mengembangkan musik Batak tersebut maka keluarga besar Punguan Toga Pandiangan Pomparan Raja Humirtap se Jabodetabek periode 2016-2020, mengadakan Festival Lagu Mars Toga Pandiangan. Festival Lagu “Mars Toga Pandiangan” ini diharapkan dapat merangsang dan menggugah semua masyarakat Batak untuk mengembangkan musik Batak melalui komunitas atau perkumpulan marga masing-masing.”demikian dikatakan Ketua Umum Punguan Toga Pandiangan Pomparan Raja Humirtap se Jabodetabek periode 2016-2020 Bona Raffles Pandiangan Dipl. Ins., S.H, pada saat penganugerahan piagam penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) kepada Punguan Toga Pandiangan, karena dinilai menorehkan sejarah baru bagi marga Batak yang pertama kali menggelar Festival Lagu Mars, di Graha William Soeryadjaja, UKI, Jakarta (17/7/16)

 

Tegas Bona Raffles Pandiangan, Ketua Umum Punguan Toga Pandiangan Pomparan Raja Humirtap se Jabodetabek periode 2016-2020,”Munculnya ide dan tujuan melaksanakan festival lagu “Mars Toga Pandiangan” antara lain adalah agar melalui Festival Lagu Mars Toga Pandiangan ini semangat kekeluargaan, kebersamaan dan kerja-sama antar keluarga besar Toga Pandiangan terus terpupuk.

 

Kita berharap agar dengan adanya penganugerahan Rekor MURI dapat menjadi pendorong untuk lebih mensosialisasikan keberadaan marga Pandiangan. Sehingga anggota punguan dapat menghargai marganya sendiri dan berpartisipasi dalam pembangunan negara umumnya dan bona pasogit khususnya. Kita rindu musik Batak semakin berkembang melalui festival-festival musik. Suatu kehormatan dan kebanggaan bagi Punguan Toga Pandiangan bisa mendapat Piagam Penghargaan dari MURI sebagai Suku Batak Pertama yang sukses menyelenggarakan Festival Lagu Mars secara professional dan nasional. Kita berharap, apa yang kami lakukan ini dapat menggugah semua marga Batak untuk melakukan hal yang sama bahkan lebih baik pada masa mendatang.”

 

Sementara itu, Pomparan Raja Humirtap Se-Jabodetabek periode 2012-2016 Kamidun Pandiangan mengatakan, rekor MURI ini diharapkan dapat memacu semangat, antusiasme dan motivasi seluruh anggota punguan, di manapun berada untuk mau bersinergi dan berkolaborasi antar anggota agar kita bisa saling membantu dan memberkati baik sebagai warga negara, sebagai warga Punguan Toga Pandiangan maupun sebagai anggota masyarakat.Mari kita seluruh anggota punguan untuk bekerja lebih rajin, lebih giat dan saling tolong menolong. Dengan semangat kebersamaan kita bangun marga Pandiangan dohot Boru/Bere dengan saling mengasihi satu sama lain dan tetap bersatu. Kita harus melestarikan adat budaya dan musik Batak. Sebab, dengan  menumbuhkan sifat kekeluargaan dan kebersamaan bisa menciptakan kreativitas seni adat budaya, sehingga seni dan budaya Batak tidak tertindas oleh budaya dari luar.
Generasi muda harus berlomba untuk memajukan kebudayaan. Jangan saling menjatuhkan atau merendahkan teman yang lain.”

 

Piagam penghargaan kepada Punguan Toga Pandiangan tersebut langsung diserahkan oleh CEO & Penggagas MURI Prof Jaya Suprana pada acara resmi Punguan Toga Pandiangan Pomparan Raja Humirtap se-Jabodetabek.

 

Prof Jaya Suprana menyerahkan piagam MURI kepada Kamidun Pandiangan SE (Ketua Umum Punguan Toga Pandiangan Pomparan Raja Humirtap Se Jabodetabek periode 2012-2016), Bona Rafles Pandiangan Dipl.Ins SH (Ketua Dewan Penasehat/ Ketua Umum Punguan Toga Pandiangan Raja Humirtap se Jabodetabek Periode 2016-2020) dan Liberti Pandiangan SE., MSi (Ketua Panitia Festival Lagu Mars Toga Pandiangan)

 

Jaya Suprana mengungkapkan, sebagai pengamat,  penggemar dan penikmat musik, dia sangat terkesan mendengar notasi lagu mars tersebut, iramanya sangat bagus dan mampu menginspirasi pendengarnya.
Menurutnya, karena lagu Mars  Toga Pandiangan Pomparan Raja Humirtap merupakan lagu mars punguan marga Batak pertama yang dilombakan/difestivalkan secara nasional dalam festival lagu mars, maka hal ini tidak hanya dapat dicatat di Museum Rekor Indonesia, tetapi juga dapat dicatat di “Musem Rekor Dunia”
“Festival lagu mars Toga Pandiangan ini bukan rekor Indonesia tetapi rekor dunia,” tegas Jaya Suprana dengan penuh semangat, sambil menambahkan, ia merasa salut dan bangga melihat kekompakan dan kebersamaan dalam marga-marga Batak, terutama marga Pandiangan yang berhasil menciptakan mars secara bersama-sama.

 

Prof Jaya Suprana menegaskan, di balik setiap piagam MURI tersirat kisah perjuangan manusia menciptakan karsa dan karya terbaik di bidang kemampuan masing-masing.

Acara penganugerahan rekor MURI tersebut dihadiri oleh sekitar lima-ratus anggota keturunan (Pomparan) Toga Pandiangan Pomparan Raja Humirtap, baik yang tinggal di Jabodetabek, maupun dari pelbagai daerah dari seluruh tanah air, seperti dari Kapuas,Medan, Lampung, Palembang, Bandung, Surabaya, Palangkaraya, Pontianak, dan lain-lain.

Hadir dalam acara penganugerahan Piagam MURI tersebut adalah undangan tokoh-tokoh marga Batak yang ada Jakarta di antaranya Brigjen TNI (Purn) Junias Lumbantobing MSc (Kepala Pusat Pengkajian Strategi TNI periode 2008-2012), Dr Hendrick D Tambunan STh M.A M.Th (Ketua Sekolah Tinggi Teologi Parausorat Nauli Jakarta), Drs Makmur Hutauruk (profesional), JP Simanjuntak (pengusaha), Drs Bantu Manik (pengusaha), Dr Novesto Evendy Hutabarat SE SH MSi (akademisi), Drs Marihot Siringoringo SE SH MM (pengusaha), Ir Santiamer Silalahi (profesional) dan Jordan ORT Hasibuan (pengusaha).

 

Turut memberikan kata sambutan antara lain tokoh pers Batak, pemilik Majalah Dalihan Na Tolu, Tonny Hasibuan, M.M.
Ketua Panitia acara adalah Sabungan Pandiangan, S.H.

Firman Tuhan disampaikan oleh Pdt. Sri Supena.

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here