Seperti Apakah Rupa Yesus Sebenarnya?

0
1886

Oleh: Hotben Lingga

Seperti apakah rupa, wajah dan tampang Yesus Kristus sebenarnya? Selama berabad-abad para seniman terkenal seperti Michelangelo, Rembrandt dan Rubens, para ilmuwan dan jutaan umat Kristen telah merenungkan pertanyaan tersebut.

Akan tetapi, apa sebenarnya dasar interpretasi kita untuk mengidentifikasi seperti apa rupa Yesus sebenarnya?

Tidak ada gambaran fisik tentang Kristus di dalam Kitab-kitab Injil. Matius, Yohanes, Petrus, Yakobus dan Yudas, yang merupakan murid-muridNya selama pelayananNya di bumi, tidak mencatat rincian apapun tentang ciri-ciri fisikNya. Kita tidak pernah membaca tentang tinggi, besar, warna rambut, warna mata atau panjangnya rambut Kristus.

Apakah Yesus rambutnya panjang?

Para seniman yang melukis gambar Yesus dapat dikatakan sangat imajinatif. Gambaran atau lukisan Yesus berambut panjang berasal dari karya seni era Renesans, di abad 15, ketika rambut panjang dianggap modis. Akan tetapi, gambaran artistis paling awal tentang Yesus adalah seseorang yang berambut pendek.

Alkitab menyatakan,” Bukankah alam sendiri menyatakan kepadamu, bahwa adalah kehinaan bagi laki-laki, jika ia berambut panjang, tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut panjang? Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung.”(I Kor 11:14-15). Alkitab menunjuk Samson berambut panjang, karena itu ia sangat luar biasa. Akan tetapi, tidak ada disebut tentang Tuhan kita Yesus Kristus mempunyai rambut lebih panjang dari apa yang lazim/normal pada masa itu.

Lukisan artistis paling awal tentang Kristus, pada dinding-dinding katakombe (kuburan bawah tanah yang besar/luas), yang diukir dalam gambar timbul pada sarkofagus (tempat untuk menyimpan jenazah), atau yang diukir dalam ubin/genteng mozaik, menggambarkan seseorang yang berambut pendek. Kecenderungan umum di abad pertama bagi para laki-laki adalah berambut pendek.

Kain Kafan dari Turin

Dari analisa ilmiah tentang Kain Kafan dari Turin yang kontroversial, Professor Giovanni Judica-Cordiglia menulis: “Pria yang dibungkus dalam kain kafan adalah seorang yang sangat indah dan berperawakan tinggi sekali. Ia tingginya 1,8 meter, dengan fisik yang sangat proporsional, luwes dan sedap dipandang. Kita bisa melihat bahwa wajahNya sangat lemah lembut dan baik hati, agak panjang dan mempunyai dahi lebar dan lurus. Hidung lurus dan agak berputar sedikit ke bawah, pipi besar dan sedikit menonjol….”

Gambaran Modern

Bagi mereka yang tertarik dengan catatan kontemporer, sebuah gambaran fisik tentang Yesus memang dapat ditemukan dalam salinan surat Konsul Romawi, Lentulus, kepada Kaisar Romawi Tiberius.

Surat Konsul Romawi itu dibubuhi tanggal tahun ke-12 Pemerintahan Kaisar Tiberius. Sejarawan Yahudi Josephus, dalam bukunya “Antiquities of the Jews”, menyebut Konsul Roma Lentulus. Dalam suratnya kepada kaisar, Lentulus menggambarkan orang yang dihukum, Yesus dari Nazaret, memiliki:”Wajah yang mulia dan ceria, dengan rambut pirang dan sedikit keriting, alis hitam dan sangat melengkung, mata biru yang tajam dan ekspresi wajah yang anggun. Hidungnya agak panjang. Jenggotnya hampir pirang, meskipun tidak begitu panjang, lehernya sedikit lekuk sehingga Ia tidak pernah tampak sebagai seorang yang sombong atau dingin. WajahNya yang kecoklatan sangat proporsional. Ini memberi kesan kebijaksanaan, kebaikan dan sifat manis yang sangat menarik hati, dan tidak ada tanda pemarah.”

Ada bukti untuk menyatakan bahwa Tiberius begitu terkesan oleh Kebangkitan Yesus dari kematian sehingga ia berusaha membuat Yesus dinyatakan sebagai seorang dewa. Akan tetapi, Senat Romawi menolak untuk menyetujui pengakuan bahwa manusia terhukum itu sebagai dewa kuil Romawi.

Gambaran Alkitabiah tentang Yesus

Salah sekali kalau ada orang yang menyatakan bahwa tidak ada gambaran atau deskripsi Alkitabiah tentang Tuhan kita Yesus Kristus. Memang Alkitab tidak menyebut ciri-ciri fisik Yesus, tetapi kita sungguh mempunyai gambaran tentang Kristus yang bangkit dan naik ke surga dalam Kitab terakhir Alkitab, Wahyu Yesus Kristus.

Rasul Yohanes menggambarkan apa yang ia lihat:” Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus. Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala, katanya: “Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia.” Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas. Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas. Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api. Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah. Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik. Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: “Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, (Wahyu 1:9-17).

Hal yang paling penting bukanlah seperti apa penampilan Yesus, tetapi apa yang telah Ia katakan dan perbuat. Takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat. Kalau Rasul Yohanes, murid yang dikasihi Yesus, yang pada Perjamuan Terakhir bisa menyandarkan kepalanya pada bahu Tuhan, bisa tersungkur di kaki Kristus seperti orang mati, bagaimana kita bersikap kalau kita yang berhadapan langsung dengan Tuhan yang bangkit dan naik ke surga dalam seluruh kemuliaan dan keagunganNya?

Kita juga akan berkata,”Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!” (Wah 5:12).

Bapa Gereja abad ke-2 Masehi, Yustinus Martyr, menunjuk pada Yesaya 53:2:”…. Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya”, sebagai sebuah petunjuk bahwa penampilanNya tidak luarbiasa. Akan tetapi, Origenus mengutip Mazmur 45:2:” Engkau yang terelok di antara anak-anak manusia, kemurahan tercurah pada bibirmu, sebab itu Allah telah memberkati engkau untuk selama-lamanya”. Yesaya 52:14 menubuatkan bahwa Ia akan begitu dirusak wajahnya ketika disalibkan, hal ini begitu jelas dilukiskan dalam Mazmur 22 dan Yesaya 53.

Jangan bingung

Jikalau masalah rupa Yesus dianggap penting atau relevan, Injil pasti sudah memberi gambaran lengkap/sempurna tentang hal ini. Faktanya Kitab-kitab Injil tidak memberi gambaran. Hal itu menunjukkan bahwa fokus utama tentang Yesus adalah tentang apa yang dikatakanNya dan apa yang telah dilakukanNya. Jadi, kita seharusnya jangan bingung atau kacau tentang hal ini.

Bapa Gereja, St. Agustinus dalam bukunya “On the Trinity”, menulis bahwa setiap orang mempunyai kesan atau gambaran batiniah yang berbeda tentang Kristus. Ia menulis:”Wajah fisik Tuhan dilukis dengan ragam imajanisasi yang tak terhitung dan tak terbatas…”

Sehingga, bagi kita apa yang penting adalah pemahaman kita tentang natur/hakikatNya, kehidupanNya dan ajaran-ajaranNya. (dbs)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here