JURU BICARA TUHAN

0
835

 

Sejak manusia jatuh dalam dosa, manusia kehilangan kemuliaan Allah, artinya manusia tidak mampu mencapai standar kesucian Allah. Dengan keadaan ini bukan berarti semua manusia menjadi biadab seperti hewan. Manusia masih bisa berbuat baik dalam kebaikan ukuran manusia yang terbatas. Allah masih memperkenan Taurat atau hukum-Nya tertulis di hati manusia (Rm. 2:14-16). Tentu hal ini berlangsung melalui proses estafet dari Adam kepada keturunannya. Untuk meneguhkan hal ini, maka Tuhan Allah memberikan hukum-Nya kepada Musa di Sinai. Dan ternyata bahwa hukum yang ditulis di loh batu senada dengan hukum-hukum atau pengertian apa yang baik dan yang patut dilakukan yang dipahami oleh manusia di ujung bumi mana pun. Tuhan memberikan hukum-hukum-Nya kepada umat Israel menjadi tatanan moral untuk mengatur perilaku mereka. Dari sini lahirlah agama Yahudi (Yudaisme) atau agama Musa.

Kedatangan Anak Tunggal Bapa ke dunia mengakhiri zaman agama, maksudnya agama Yahudi yang dipeluk bangsa Israel pada waktu itu. Yesus datang mengajarkan kebenaran untuk membawa manusia kepada rancangan Allah semula, yaitu berkeadaan segambar dan serupa dengan Allah. Kebenaran itu sebenarnya sama dengan tatanan yang ada pada diri Allah. Itulah sebabnya Yesus disebut sebagai Hikmat Allah, Dialah Sang Kebenaran itu (1Kor. 1:24; Yoh. 145:6). Kekristenan bukan agama, artinya Kekristenan tidak hanya diatributi atau ditandai atau diberi ciri dengan hukum-hukum dalam arti peraturan atau syariat yang mengatur moral, tetapi jalan hidup; yang dimaksud adalah pengenalan akan Allah yang membuat orang percaya mengenakan kodrat Ilahi, seperti yang dikenakan oleh Yesus (2Ptr. 1:3-4).

Memahami penjelasan di atas, langkah yang harus orang percaya lakukan adalah belajar kebenaran. Alkitab adalah satu-satunya sumber kebenaran, dan kebenaran itulah yang memerdekakan (Yoh. 8:31-32). Kebenaran itu juga menguduskan (Yoh. 17:17). Kebenaran itu sama dengan Injil, yaitu kuasa Allah yang menyelamatkan (Rm. 1:16-17). Tetapi masalahnya adalah bagaimana memahami Alkitab, karena masing-masing penafsir Alkitab berbeda. Ibarat peramu obat, masing-masing memiliki formula. Tentu setiap peramu akan menyatakan dirinya peramu yang paling benar, obatnya paling mujarab.

Setiap orang berhak menyatakan formulanya adalah formula yang paling baik. Itu berarti formula orang lain tidak baik, bahkan bisa berarti salah. Ibarat obat, bisa meracuni dan membunuh. Tetapi etikanya, seseorang tidak berhak menyebut nama orang sebagai peramu yang salah atau sesat, sebab hal ini bukan saja melanggar etika kehidupan, tetapi juga melanggar hukum. Jika seseorang melakukan hal tersebut, berarti ia menunjukkan kesombongannya dan perilaku yang tidak etis. Sudah bisa dipastikan orang-orang seperti itu tidak takut akan Allah secara proporsional.

Kebenaran yang dikemukakan oleh seorang pengkhotbah atau teolog dengan pandangan teologinya bukan pada perkataan atau tulisannya, tetapi pada buah hidupnya pribadi dan dampak dari pelayanannya.

Kebenaran perkataan seseorang tidak bisa dibuktikan di atas kertas atau pernyataan lisan dalam khotbah. Tetapi harus dibuktikan secara konkret dari kualitas buah kehidupan orang itu, yaitu perilakunya dalam segala hal, dan buah dari kehidupan orang yang mendengar atau mengkonsumsi khotbahnya. Setiap jemaat harus memiliki nurani untuk membaca atau merasakan apakah seorang sungguh-sungguh jurubicara Tuhan atau tidak.

Setiap orang Kristen berhak memilih gereja atau pembicara yang didengarnya. Dalam hal ini setiap orang percaya harus memperkarakannya di hadapan Tuhan agar memperoleh petunjuk dan kepekaan untuk membedakan siapa yang menjadi jurubicara Tuhan dan yang bukan jurubicara Tuhan.

Kebenaran itu memerdekakan, artinya orang yang mendengar kebenaran itu hidupnya diubah. Perubahan tersebut ditandai dengan kesucian, fokus ke langit baru bumi baru dan memaksimalkan potensi untuk mengubah sesama. Oleh sebab itu kebenaran yang disampaikan harus sungguh-sungguh benar atau sesuai dengan jiwa atau nafas Alkitab, bukan pandangan teolog, atau buah pikiran manusia. Kekayaan Alkitab yang tidak terbatas akan mengeluarkan kebenaran-kebenaran yang sesuai dengan kebutuhan zaman.

Fakta yang tidak dapat dibantah, semua warisan teologi yang terpapar tidak atau belum cukup menopang kehidupan Kekristenan. Sebagai buktinya, kemerosotan Kekristenan di Barat dan belahan dunia lain. Dunia hari ini membutuhkan kebenaran yang mengalir dari hati Tuhan berdasarkan yang tertulis di dalam Alkitab untuk pemulihan kehidupan Kekristenan orang percaya di zaman ini. Dari diri Allah yang hikmat-Nya tidak terbatas, dan oleh pertolongan Roh Kudus dapat diperoleh kebenaran-kebenaran yang merupakan tatanan Allah untuk pemulihan kehidupan orang percaya zaman ini.

Sola Gracia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here