Jeannie Latumahina: Sambut Hari Kartini, PCPI Serukan Gereja gereja Mendirikan Universitas Protestan Khusus Wanita untuk Pembangunan SDM Bangsa Berkemajuan & Berkelanjutan

0
1603

Jeannie Latumahina: Sambut Hari Kartini, PCPI Serukan Gereja gereja Mendirikan Universitas Protestan Khusus Wanita untuk Pembangunan SDM Bangsa Berkemajuan & Berkelanjutan

Surabaya, Cendekiawanprotestan.com

“Semangat Kartini adalah semangat berpendidikan tinggi, menolong orang lain, serta sebagai perempuan mampu mendidik anak-anaknya.

Semangat Kartini adalah semangat untuk perempuan Indonesia bisa bersekolah, berhak berperan dan bersuara di tengah masyarakat. Bersyukur bahwa dari perjuangan Kartini, banyak perempuan Indonesia telah menduduki jabatan publik dan strategis di segala bidang saat ini.

Perjuangannya belum berakhir,
Kartini dalam karya sejarahnya, mendirikan sekolah perempuan di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang adalah sebuah gerakan perubahan wajah perempuan Indonesia untuk lebih maju dan berpendidikan.Hal ini memberikan pemikiran bagi Gereja-Gereja untuk berperan khusus dalam dunia pendidikan, bagi perempuan Indonesia dalam upaya peningkatan SDM Bangsa.
Oleh karena banyak perempuan di Indonesia sudah menempati posisi penting, namun ada juga banyak perempuan yang tetap tidak memperoleh kesempatan bahkan untuk membuat keputusan yang paling mendasar tentang hidup dan masa depannya, inilah tugas Gereja dalam melihat dan menyingkapi kesenjangan ini,” Demikian disampaikan Jeannie Latumahina, Ketua Pusat Pengkajian Sains dan Humanitas DPP Perkumpulan Cendekiawan Protestan Indonesia (PCPI), saat diminta refleksi singkatnya menyambut Hari Kartini 2021 (21/4/21) via video call.

Menurut Jeannie Latumahina, “Memperingati hari Kartini, bukan sekedar dengan simbol kebaya dan sanggul. Sebab, saat ini, pandemi covid 19 telah membuat perubahan pada tatanan dunia, dimana terjadi proses digitalisasi yang sangat revolusioner, sehingga banyak aktivitas berpusat pada rumah dan dawai. Pandemi Covid19 juga telah menyebabkan banyak krisis di segala bidang kehidupan.”

Tegas Jeannie Latumahina, Kartini dalam perjuangannya berhasil dalam fase perubahan yang dibuatnya bagi perempuan – perempuan Indonesia. Mengubah pola pikir masyarakat dengan meletakkan pendidikan sebagai dasar perjuangannya.

Karena itu ungkap Jeannie Latumahina lagi, “Peringatan Hari Kartini, setiap tanggal 21 April seharusnya sebagai perempuan Indonesia kita gunakan untuk merefleksikan diri sendiri mengenai seberapa banyak hal yang telah kita lakukan untuk kemajuan diri, keluarga, lingkungan serta bangsa dan negara.

Hari ini, adalah saat yang tepat untuk kembali merefleksikan perjuangan seorang R.A Kartini untuk mengukur sejauh mana cita-citanya terealisasi. Menjadikan perempuan-perempuan Indonesia sebagai yang patut di hargai hak-haknya, dengan meletakkan pendidikan sebagai dasar perjuangannya.”

Jeannie Latumahina menegaskan, “Umat Kristen Protestan sebagai komponen kedua terbesar di Republik Indonesia ini harus berperan besar dalam pembangunan SDM bangsa, khususnya pembangunan SDM Perempuan Indonesia. Dalam sejarahnya, dimanapun umat dan Gereja atau agama Kristen Protestan hadir, aspek pendidikan selalu dimajukan. Agama Kristen Protestan merupakan pionir dan pendorong kemajuan-perkembangan ilmu pengetahuan (sains)  dan teknologi, serta dunia pendidikan sejak masa Reformasi Protestan abad ke-16 sampai abad ke-21 ini. Kita lihat peran agama Kristen Protestan di Cina dan Korea Selatan, dalam memajukan kedua negara digdaya ini, -peran dan kontribusi pendidikan Kristen Protestan sangat signifikan di kedua negara itu. Di Indonesia juga, kontribusi pendidikan umat Kristen Protestan cukup signifikan. Ada sekitar 6000an sekolah Kristen Protestan dan sekitar 25 Universitas.

“Dalam memperingati Hari Kartini 2021 ini, Perkumpulan Cendekiawan Protestan Indonesia  (PCPI) menyerukan kepada Gereja gereja dan umat Kristen Protestan untuk mendirikan Universitas Protestan Khusus Wanita untuk Pembangunan SDM Bangsa Berkemajuan & Berkelanjutan. Umat Kristen Protestan di Korea Selatan misalnya telah lama mendirikan Universitas Wanita pertama di dunia yang besar sejak abad ke-19, yaitu Ewha Womans University. Kita umat Kristen Protestan di Indonesia juga harus membangun Universitas Kristen Protestan khusus perempuan.” pungkas Jeannie Latumahina dengan penuh antusias.

Mengakhiri wawancara singkatnya, Jeannie Latumahina menyatakan,”Gereja dalam perannya bagi Perempuan Indonesia harus duduk bersama dalam merefleksi apa yang telah dan belum dicapai dalam upaya peningkatan SDM perempuan Indonesia.Kita harus segera melakukan sebuah terobosan pemikiran dan aksi di era digital dalam situasi pandemi covid 19, Gereja harus berjuang lebih keras, berakselerasi berperan mendirikan Universitas Khusus Perempuan untuk Pembangunan SDM Bangsa.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here